Laman

  • Beranda
  • halo, I am an amateur blogger
  • Home
  • Travel
  • Life Style
    • Category
    • Category
    • Category
  • About
  • Contact
  • Download

Search This Blog

Powered by Blogger.

Report Abuse

About me

Novi Tani
View my complete profile
  • Beranda

Mengenai saya

Novi Tani
View my complete profile

Perjuangan Menuju Supermarket di Sunshine Coast, Queensland

Selama bulan September sampai dengan Oktober 2019, saya dan 24 teman lain dari beberapa daerah di Nusa Tenggara Timur memperoleh kesempatan ...

  • Beranda

Pariwisata, kebudayaan, dan perjalanan wisata

facebook google twitter tumblr instagram linkedin
Sesaat setelah pelepasan keberangkatan, foto bersama Bapak Wakil Gubernur NTT serta jajaran
Terberkati. Itulah satu kata yang terngiang-ngiang di kepala saya. Bagaimana bisa saya memijakkan kaki di negeri Kanguru ini? Bagaimana bisa saya mendapatkan beasiswa pendidikan vokasi di Universitas ternama ini? Bagaimana bisa saya belajar pariwisata (walaupun singkat) di Universitas dengan jurusan pariwisata terbaik se Australia dan terbaik kedua di dunia ini? Sungguh ini merupakan jawaban dari harapan-harapan saya selama ini, juga doa panjang mama seperti dalam lagu kondang itu “di Doa Ibuku”. Terimakasih Mama.
Sempat tidak percaya awalnya dengan pencapaian ini, walaupun mungkin bagi sebagian orang ini merupakan hal yang biasa-biasa saja.
Mendaftar, mengunggah dokumen, mengikuti wawancara sampai menunggu pengumuman akhir merupakan sebuah proses yang mendebarkan. Sempat berada di dua pilihan yang sulit, antara menerima tawaran kerja atau mengikuti program ini, tetapi hati lebih condong kepada pilihan kedua. Saat ini saya sama sekali tidak menyesali keputusan itu.
Pelatihan bahasa (IELTS) selama 4 minggu di Pusat Bahasa Undana beserta Mock Test IELTSnya memberikan cakrawala baru bagi saya. Sebelumnya saya tidak pernah mengikuti kursus IELTS karena sudah menjadi rahasia umum bahwa untuk mengikuti tes ini kita harus mengelurkan rupiah dalam jumlah yang cukup fantastis.
Bertemu teman-teman baru yang bertalenta serta sangat luar biasa  dan berbaur bersama selama di Pusat Bahasa dan rusunawa merupakan pengalaman yang tak ternilai. mereka berasal dari berbagai daerah dan pulau di NTT serta memiliki karakteristik serta keunikan masing-masing yang membuat moment-moment yang sudah terlewati, sekarang, dan yang akan dijalani selama dua bulan ke depan merupakan momen yang tak bisa terlupakan.
Terimakasih kepada Bapak Gubernur serta Wakil Gubernur serta semua pihak yang terlibat (Pusat Bahasa Undana dan Kopnakertrans NTT) yang telah memberikan kesempatan berharga ini. Tidak percaya dengan fasilitas-fasilitas yang kami dapatkan selama di Gold Coast ini. Semuanya beyond my expectation. Sangat luar biasa.
Tiba di Bandara Kota Brisbane


Rasanya seperti mimpi bisa menginjakan kaki di negeri ini. Suasananya sangat berbeda dengan di negara kita tercinta. Terkejut saat hendak menyebrang jalan dan semua mobil berhenti walaupun dalam kecepatan tinggi sebelumnya (pedestrian first). Public tranport di kota ini pun sangat nyaman sehingga dapat ditemui semua kalangan dalam mode transportasi ini. Kebersihan dan tata kota (zonasi) di sini, khususnya Gold Coast) tidak perlu ditanyakan lagi, sangat terencana. Keheningan serta keamanan kota ini bahkan lebih baik dari desa-desa di negara kita.


Hal yang paling mengejutkan adalah fasilitas apartment yang kami peroleh. Sangat lengkap, mewah serta berstandar internasional. Saya bersama 4 teman lainnya di tempatkan dalam satu apartment dengan 3 kamar. Di depan apartment terdapat kolam yang bisa  bisa diakses penghuni apartment dan di belakang apartment terdapat pantai yang bisa dipandang langsung dari dari ruang tamu maupun teras belakang apartment.
Foto bersama di Griffith University

Di hari pertama dan kedua di kota ini, kami diberi kebebasan untuk mengeksplor kota dan destinasi-destinasi wisatanya. Destinasi wisata pertama yang kami kunjungi adalah Sky Point, dimana dari ketinggian lantai ke 77 bisa dilihat keindahan Kota Gold Coast yang sangat luar biasa. Serius saya takjub. Saya tidak berhenti mengucapkan syukur dalam hati untuk salah satu hal terbaik dalam hidup saya ini. Untuk cerita mengenai Sky Point akan saya tulis dalam bagian terpisah.
Bersama teman satu apartment (dari kiri ke kanan : Elan, Erlin, Zerli, Novi, dan Angel)
Di hari ketiga, yang merupakan hari yang ditunggu-tunggu, kami menuju Kampus Griffith University dengan menggunakan tram (salah satu public transport di kota ini). Sambutan yang hangat kami dapatkan di sana, bukan hanya oleh gedung mewah, suasana yang nyaman, taman yang asri, tetapi juga oleh senyuman manis Sera Vada (salah satu pengajar kami, wanita keturunan Jepang dan Fiji), Sam (wanita keturunan Srilanka), juga Geoff (lelaki Australia tulen), juga Michael (lelaki berkebangsaan Indonesia yang sedang mengambil program doktor di universitas ini).

Salam hangat dari Australia
Novita

Share
Tweet
Pin
Share
1 comments

Waktu kecil di rumah saya sering dimarahi mama ketika tidak menghabiskan makanan di piring. Saya diajarkan untuk bersyukur dan menghargai makanan. Mamatua beri contoh nyata beberapa orang di sekitar kami yang begitu sulit memenuhi kebutuhan Pangan mereka, bahkan untuk membeli satu kilo beras pun sangat susah. Bayangkan waktu kecil (SD kira2) saya sudah dijejali pemikiran seperti itu. Kata2 mama yg selalu saya ingat ketika kami mulai buang2 dan pilih2 makanan saat itu (mengingat saya dan adik saya Silvino Tani sangat kurus kering) adalah "Kami malu e orang lihat BapaMama badan gemuk2, kamu dua kurus sekali. Orang kira kami tidak kasih makan". Setelah beberapa kali kata2 mutiara itu keluar saya selalu berusaha untuk bertanggungjawab atas makanan yg sudah saya ambil, walaupun kadang masih ada kebocoran disana-sini. Hehehe
Beberapa tahun kemudian saya melanjutkan pendidikan ke tahap yg lebih tinggi, SMP dan saya dimasukkan ke asrama susteran sekolah. Disana aturan mengenai menghabiskan makanan sangat ketat. Tidak boleh ada makanan yg terbuang, kecuali remah2 makanan. Tahu apa konsekuensinya kalau kedapatan membuang makanan? Satu anggota meja makan (biasanya 8 orang) harus memakannya kembali, walaupun sudah tercampur dgn makanan2 sisa dari 8 piring yg berbeda, bahkan dengan air bekas cucian tangan setelah makan. Hmmm yakin? Yakin ferguso karena saya pernah mengalaminya. Mulai saat itu saya benar2 berusaha menghabiskan makanan asrama, walaupun menunya jauh lebih buruk dari menu di rumah (bayangkan 2-3 orang karyawati harus meyiapkan makanan untuk 150an anak asrama Putri untuk 3 kali makan dalam sehari). Saya semakin bertanggungjawab ketika Kaka kelas saya, yang kebetulan satu meja makan di asarama pernah bilang " kalau lu buang2 makanan, lu punya rejeki juga Tuhan potong". Saya tidak mau rejeki saya dipotong ferguso. Saya bersyukur sekali waktu itu, kelas 2 saya ditempatkan dalam satu meja yang sama dengan teman saya yg super bijak GabrielLa Mega dan dia pernah bilang ke teman2 satu meja, kira2 bgni kalimatnya "saya punya Opa bilang kalau kita buang satu biji nasi, kita akan ditahan 8 tahun di api penyucian. Bayangkan sudah kalau setiap hari kita buang 30 biji nasi, berapa tahun sudah kita ditahan di sana". Gaess mulai saat itu tidak ada satu biji nasi pun yg tersisa di piring saya, kecuali sudah terkontaminasi sambal karena saya paling tidak tahan sama yang namanya pedas.
Waktu tahun2 terakhir saya kuliah di Jogja saya bertetangga kamar dengan Nona Toraja Arrang Pawarrangan dan dia menceritakan sebuah cerita inspiratif perihal menghabiskan makanan di piring oleh gurunya semasa SMA. Ini penggalan ceritanya "saya punya guru pernah omong begini kaka 'sudah berapa tahun kalian mengambil makanan sendiri? Sudah lama kan? Jadi kenapa kalian tidak bisa menakar porsi kalian masing2' ternyata benar juga e".
Lalu waktu melanjutkan kuliah di Bali saya sering ditraktir seorang teman kelas asal Papua, orangnya baik sekali. Kan kalau makan saya tidak menyisakan satu biji makananpun kan, jadi Kaka ini mengira saya masih lapar dan diam2 memesan tambah makanannya, dan terpksa saya harus menghabiskannya walaupun setelah makan, bahkan untuk berdiri pun saya tidak sanggup lagi. Padahal kan saya makan" sampai bersih karena tanggungjawab.
Kemudian kemarin kan saya makan di rumah Ibu Kos (inilah alasan kenapa saya tulis status panjang lebar ini), trus lauknya kan ikan tembang. Saya ambil ikannya satu ekor, lalu setelah daging2nya sudah tercerna di lambung saya mulai masuk ke bagian favorit saya, isap2 tulangnya yg ada itam2nya dan mamtua kira saya masih mau makan ikan, trus mamatua bilang "ikan ada banyak2 tu kenapa Kaka makan tulangnya, ambil lagi saja ikannya". Yahhh, padahal kan saya mau menghabiskan ikannya biar tida ada bagian yg mubazir.
Inti dari tulisan ini adalah hargailah makanan yg ada di depan mata, ambilah sesuai dengan kesanggupan untuk menghabiskannya karena hal itu merupakan tanggungjawab kita. Kita tidak tahu ditempat lain orang2 terserang penyakit bahkan meninggal karena tidak memperoleh akses makanan yang layak. Tabe🙏
Sumber gambar : masfikr.com
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Halo there.
Sweet greeting from Kupang, Indonesia.
It's 00.30 pm here and I still can't sleep at all.
I remember something that comes into my head these latest few days.
Yes, it's about Long Distance Relationship (LDR).
Some people in my neighbourhood keep asking me, why can I undergo this kinda relationship? Well, I do it because I finally find the right man. I'm over the moon when I get together with him and when I'm talking to him. Otherwise, I count on him (although in our daily conversation I frequently blame him even I don't have to jump down my throat, and he always gives in to cool down the situation. I'm really sorry for that darling). Why I count on him? Simply because he's trustable. I felt like I click on him. He has everything I look for this far. He's a lover, a brother, a best friend for me. he supports my dreams. He loves to go travelling as mine too. Besides, he's caring, smart (this' what I love the most from him). He has excellent interpersonal skill. I really look up to him very much. He's captivating. Sssssttt, keep it under wraps, don't tell him I fill you in about his charm here.
OMG pardon me for talking too much about him. Now let's start talking about LDR. People once said "only legend can undergo this kinda relationship", oh I'm touched, give some tissues, please. LOL. Btw, I love this quote a lot "be happy with what you have while working for what you want". So, don't ask why, here I am, I'm happy with him, my best partner. That's all? Yes, it's. Good night awesome people, sweet dream. Iilafyu.

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Halo everybody
Long time no see.
Yup, I'm back to this lovely blog post in English. I'm trying to write in English as I'm an English learner now. Obviously, since long time ago, but I just put much attention now.
Today I'll write about a movie, called "Always Be My Maybe".
You know I actually don't like any movie very much but since that man a.k.a. Kaje came to my life my fondness about movies gets stronger as almost every day we talk about movies.
Let me talk about the movie.
Literally, I was interested to watch the movie when I saw Ci Jenny Jusuf (the person who I follow her Instagram) on her instastory.
The movie talks about a couple of childhood friend, Sasha and Marcus. Either Sasha or Marcus has a complete family, however, Marcus has big attention from his, not like Sasha. She has a family but there’s no home for her due to her family always not at home when she’s there. Fortunately, there’s always Marcus’ family love her like their own daughter. They grow up together until one day they realize that they fall in love with one another. What comes next? What happens to them? let's take a look at it.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

About me

About Me


Aenean sollicitudin, lorem quis bibendum auctor, nisi elit consequat ipsum, nec sagittis sem nibh id elit. Duis sed odio sit amet nibh vulputate.

Follow Us

Labels

air asia air terjun always be my maybe angkutan umum asiatique australia bajra sandhi bali bangkok bts budaya budaya bali bus cafe tepi tebing catatan perjalanan catatan sore CBET CBT denpasar ekowisata Ende-Lio film flores gianyar Glur Hostel Gold Coast griffith university Gunung Gunung Api Gunung Api Purba gunung kidul hostel hua hin instagramable kebun raya kuliah lapangan kuliner Long Distance Relationship love story makanan matahari terbenam maybe moda transportasi museum museum 3D negeri seribu pagoda ngglanggeran NTT nusa dua olahraga pak chong pantai pasir putih payangan perjalanan wisata pork ribs thailand review rice terrace river boat river hoping sate babi singaraja subak sunset taman kota tegalalang teman baru thailand thailand trip travel journal travel literature ubud vokasi pariwisata waerebo wisata wisata alam Yogyakarta

recent posts

Blog Archive

  • ►  2020 (5)
    • ►  July (5)
  • ▼  2019 (4)
    • ▼  September (1)
      • Salah Satu Hal Terbaik dalam Hidup : Pendidikan Vo...
    • ►  June (3)
      • TENTANG BERHARGANYA SEBUTIR NASI
      • Long Distance Relationship
      • Always Be My Maybe
  • ►  2017 (21)
    • ►  December (6)
    • ►  November (3)
    • ►  October (5)
    • ►  September (7)

Popular Posts

  • ONE DAY TOUR : ALING-ALING, KROYA, PUCUK, DAN KEMBAR
    ONE DAY TOUR : ALING-ALING, KROYA, PUCUK, DAN KEMBAR Teman perjalanan saya (kiri ke kanan : K,Sarah, Saya, Ulfa, Noni), foto oleh Bli G...
  • MENGENAL LEBIH DALAM KEBUDAYAAN MASYARAKAT ENDE LIO : UPACARA PEI HOLO KAMBA DAN POTO WATU NITU PAI
    Upacara pemberkatan kerbau secara adat untuk kemudian disembelih, foto oleh penulis Hari Sabtu 24 Juni 2017 merupakan hari berse...
  • Tegalalang Rice Terrace : Lanskap Alami Manifestasi Budaya Bali
    Suasana Subak Tegalalang, foto oleh Penulis. Without agriculture tourism is nothing Itulah sepenggal kalimat yang keluar dari...

Blogger templates

Blogroll

About

FOLLOW ME @INSTAGRAM

Distributed By Protemplateslab & Created with by BeautyTemplates