EKSOTISME LOKASI SYUTING FILM EAT PRAY LOVE, PANTAI PADANG-PADANG

by - October 11, 2017


EKSOTISME LOKASI SYUTING FILM EAT PRAY LOVE, PANTAI PADANG-PADANG

Pemandangan pantai dari lokasi nyasar kedua, foto oleh penulis

Saya rasa hampir semua kita pernah mendengar tentang film Eat, Pray, Love. Bahkan tidak sedikit yang pernah menontonnya di layar kaca. Film yang disadur dari novel karangan Elizabeth Gilbert dan dibintangi oleh aktris berbakat Julia Roberts ini banyak menuai pujian. Bagaimana tidak? film ini berlokasi di empat negara di dunia. Tahukah kamu bahwa salah satu negara yang menjadi lokasi film ini adalah Indonesia, khususnya Pulau Bali, lebih khususnya lagi di kawasan wisata Ubud dan Pantai Padang-padang yang akan saya bedah kecantikkannya dalam tulisan ini.
Loket pembayaran, foto oleh penulis

Kemarin di tulisan saya tentang pantai dreamland (bisa baca disini) dan pantai melasti (bisa baca disini), saya juga menguraikan jarak tempuh dan segala hal tentang kedua pantai ini.
Setelah berpuas diri melebur bersama ombak di Pantai Dreamland, kami memacu motor kami menuju pantai yang dijadikan salah satu lokasi film fenomenal ini. Perjalanan dari Pantai Dreamland menuju pantai ini memakan waktu sekitar tiga puluh menit. Setelah melewati jalan berlubang dan sempit serta berkelok-kelok yang dinavigasi oleh googlemaps, serta dua kali sempat nyasar karena tidak melihat papan nama destinasi wisata ini dan penunjuk arah parkiran motor, kami pun akhirnya menginjakkan kaki di tempat pembelian tiket masuk. Sebagai informasi, untuk memasuki pantai ini, wisatawan domestik wajib membayar biaya retribusi sebesar lima ribu rupiah per orang, baik dewasa maupun anak-anak. Sedangkan untuk wisatawan mancanegara, masing-masing sepuluh ribu rupiah untuk orang dewasa dan lima ribu rupiah untuk anak-anak. Tidak dipungut biaya parkir dan kamar mandi di lokasi ini, jadi hitungannya lebih murah di pantai ini daripada di Dreamland (kalau mandi bilas ya. :)).
Jalan setapak menuju pantai, foto oleh penulis

Setelah melewati loket pembayaran, kamu akan disambut oleh segerombolan monyet jinak yang bergerombolan di sisi kiri kanan badan jalan, seolah-olah mereka dihadirkan untuk menjadi pagar ayu bagi para pengunjungnya. Selain kehadiran monyet-monyet cantik yang bergelantungan di badan pohon serta menempel malu-malu di bebatuan, kamu juga menemui jalan sempit berdinding dan beratap bebatuan besar alami.
Sambutan si pagar ayu, foto oleh penulis

Pantai ini tergolong ramai (lebih ramai dari Pantai Dreamland). Sangat banyak wisatawan yang mengunjunginya hari itu. Seolah-olah tidak mau menolak rupiah yang mungkin akan dibelanjakan oleh wisatawan, para pedagang juga berlomba-lomba menjajakan segala macam produk olahannya, baik berupa makanan maupun kerajinan seni serta kebutuhan-kebutuhan mendasar wisatawan. Walaupun pantai ini ramai pengunjung, ketenangan tetap dapat tercipta karena suasana pantai sore itu benar-benar bersahabat.
Aktivitas memancing, foto oleh penulis

Aktivitas mengayuh kano, foto oleh penulis
Saya rasa tidak salah Rian Murphy beserta crewnya memilih lokasi ini sebagai salah satu latar filmnya. Dari semua pantai di Bali yang pernah saya kunjungi, saya merasa pantai inilah yang paling asik dijadikan tempat berendam dan mandi. Warna hijau toska serta hijau lumut yang dipantulkan dari pepohonan di tebing sepanjang garis pantai menambah indah pantai ini.
Mencumbui ciptaan Tuhan, foto oleh Lisye

Ada berbagai aktivitas yang bisa dilakukan di sini seperti mengayuh kano, memancing, menyusuri bibir pantai, makan, dan yang paling populer adalah berenang. Airnya yang jernih dan tenang serta areanya yang luas, ditambah kesegaran airnya mendundang gairah saya untuk mencumbuinya. Setelah menitipkan tas dan kamera ke salah satu bapak yang sedang duduk selonjoran di tepi pantai, di balik batu, saya pun tidak sabar menyentuh ciptaan Tuhan ini. Semula kami sudah menetapkan batas waktu untuk menjajaki pantai ini hanya dalam waktu satu jam karena harus berburu sunset di Pantai Nyang-nyang, eh malah kebablasan di pantai ini sampai satu setengah jam karena keasikan berendam dan mengambang di atas permukaannya. 
Semoga di lain waktu bisa kembali menyambangi pantai ini.

baca juga :

PERTEMUAN LANGIT BIRU, LAUT BIRU BERPADU TOSKA, DAN PASIR PUTIH BERTIMBUN RUMPUT LAUT DI PANTAI MELASTI

MENYAMBANGI TAMAN KOTA RENON

MELAWAT KE KAMPUNG WAEREBO : MAGNET WISATA DI PULAU BUNGA  

You May Also Like

0 comments