BELAJAR INVESTASI DARI MEDIA SOSIAL

by - July 08, 2020

Sumber : https://amyunus.com/2018/07/14/yuk-nabung-saham/

Mengapa orang kaya semakin kaya dan orang miskin kebanyakan tetap miskin? Jawabannya ada pada kebiasaan investasi. Belajarnya dimana? Dimana saja, salah satunya lewat media sosial.

Mahathir Mohammad, mantan Perdana Menteri Malaysia, dalam wawancara ekslusif dengan Najwa Shihab pernah mengatakan bahwa media sosial itu seperti pisau. Orang bijak akan menggunakannya untuk mengukir sesuatu yang memiliki nilai seni yang tinggi, tetapi orang yang tidak bijak akan menggunakannya untuk membunuh orang lain.

Saya bersyukur dengan hadirnya media sosial. Banyak hal negatif yang ditimbulkan oleh kehadirannya, tetapi lebih banyak lagi hal positif bisa diperoleh darinya. Seperti biasa, media sosial menyebabkan ketergantungan akut bagi penggunanya. Ia bisa menjadi kandidat distraksi paling kuat di sela-sela jam kerja di antara segala yang tampak dan tidak tampak di muka bumi ini. Bisa jadi seharian sesorang hanya memperhatikan dan menggunakan gawai untuk scrolling dan melihat updatan status terbaru dari orang-orang yang ia kagumi, kawan-kawannya, bahkan orang yang paling dijengkelinya sekalipun.

Sisi positifnya, banyak hal baru yang diketahui dengan mengamati media sosial. Saya pribadi merasa media sosial membawa banyak keuntungan bagi diri saya, di samping kerugian yang sudah saya paparkan di paragraf sebelumnya. Saya menemukan begitu banyak orang-orang inspiratif yang saya jadikan panutan dalam melakukan beberapa hal yang menurut saya positif. Saya juga belajar banyak ilmu baru yang kemudian saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, saya juga menemukan informasi-informasi mengenai berbagai macam kegiatan dan beasiswa dari platform tersebut. Tersedia juga berbagai macam tips dan trick untuk memudahkan segala pekerjaan.

Dengan siapa kita berteman serta halaman mana yang kita ikuti (khusus pengguna facebook) berdampak pada positif atau negatifnya pengaruh yang ditimbulkan oleh media sosial tersebut.

Pada suatu kesempatan saat berbincang dengan seorang teman lama dari jaman SMA, saya memperoleh satu pemahaman bahwa investasi emas penting dilakukan mulai dari masa muda. Kebetulan teman tersebut bekerja pada salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang melayani tabungan produk emas tersebut.

Saya tertarik dengan segala hal tentang investasi emas yang dijelaskan oleh teman tersebut. Beberapa hari kemudian, saya mulai berselancar di dunia maya dan bergabung dengan salah satu grup facebook yang banyak memberikan informasi seputar investasi emas. Beberapa informasi fundamental saya peroleh dari sana. Tidak puas dengan apa yang disajikan di sana, saya melakukan riset mendalam di platform media sosial lain, yakni youtube.

Beberapa jam bahkan hari saya habiskan untuk memahami keuntungan dan kerugian dari investasi ini. Beberapa sumber mengatakan bahwa menabung emas bukan investasi, tetapi hanya menyelamatkan nilai uang dari inflasi.

Inflasi adalah kemerosotan nilai uang karena kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan berkesinambungan. Rata-rata inflasi di Indonesia adalah 3-4% pertahun. Bayangkan jika ditabung dalam bentuk fisik uang. Tiga atau empat tahun kemudian saat uang tersebut dibelanjakan, nilainya tidak sama lagi dengan saat ia ditabung di awal. Dengan jumlah uang yang sama, barang/jasa yang dibelanjakan akan lebih sedikit dari tahun-tahun sebelumnya. Nah untuk menyelamatkan diri dari hal tersebut, banyak orang memilih untuk menabung emas. Bahkan sekarang sudah tersedia emas mini yang bisa dibawa pulang dengan modal 70 ribuan. Menarik bukan?

Ada satu narasumber dari berbagai sumber video yang ditonton, yang juga menjelaskan tentang instrumen investasi lain di pasar modal. Di sana ada obligasi (surat hutang), peer to peer lending (P2P), deposito, reksadana, serta saham. Pembaca budiman dapat mencari tahu informasi tentang jenis-jenis investasi tersebut di youtube, google, atau kalau mau yang lebih valid, bisa membeli bukunya. Dari berbagai sumber yang saya pelajari, satu hal penting yang perlu digarisbawahi adalah banyak orang kaya yang menjadi kaya dengan investasi saham di pasar modal. Waren Buffet salah satu contohnya. Oleh karena itu saya juga tertarik dengan dunia saham dan mengikuti beberapa akun untuk mempelajari seluk-beluk dunia saham, salah duanya yang cocok dan sering saya kunjungi adalah @feliciaputritjiasaka dan @ngertisaham di instagram.

Saat ini saya masih dalam proses untuk memulai investasi tersebut karena terkendala beberapa hal. “Yang penting tahu dulu” pikir saya. Oh iya, dengan berinvestasi kita juga berkontribusi untuk kemajuan bangsa dan negara dengan memajukan pasar modal Indonesia. 

Jadi, jangan berkoar-koar di media sosial untuk memblokir investor asing jika kita sendiri saja belum melakukan investasi. Mungkin ada di antara pembaca budiman yang berpikir “wah kalau mau investasi kan harus mengeluarkan rupiah dengan nilai yang cukup tinggi. Lah kelebihan gaji saya palingan 300 ribu rupiah per bulan, bagaimana dong?”. Eits tunggu dulu, ada loh perusahaan yang menjual per lembar saham dengan harga ratusan rupiah, bahkan ada yang lebih kecil dari nilai tersebut). Mari berinvestasi, mari membangun negeri.

FYI, apabila ada di antara pembaca budiman yang mau membantu negara untuk membayar utang luar negeri, kalian bisa membantu dengan cara membeli surat utang (obligasi) yang dikeluarkan oleh DJPPR Kementrian Keuangan. Untuk info lebih lanjut bisa dicek di akun resmi intagram @djppr kemenkeu.


You May Also Like

1 comments

  1. Aduh info yg terlalu bermanfaat kak, kayaknya nnti b mau coba deh..thanks for sharing kaka No 😉

    ReplyDelete