Keladi Raksasa, Pohon Cinta, dan Pohon Hamil : Daya Tarik Kebun Raya Gianyar
![]() |
Pintu Masuk Kebun Raya Gianyar (masih dalam pengerjaan), foto oleh Nonny Sunaryo |
Ketika
membaca pesan WA dari Bli Alit, ketua angkatan kami di grup angkatan bahwa
hari sabtu tanggal 9 september kami diundang untuk bergabung dalam pengabdian
masyarakat program studi kajian pariwisata, saya sangat bahagia. Kalian pasti
bertanya-tanya “kok bahagia sih?” yah saya bahagia karena pengabdian masyarakat
artinya jalan-jalan lagi, dan yang terpenting adalah gratis (huhh dasar anak
kos).
Penasaran
sama lokasinya? Kali ini kami berkesempatan untuk mengunjungi Kebun Raya
Gianyar atau nama internesienelnya (sok inggris) Gianyar Botanical Garden.
![]() |
Hijau membentang sepanjang perjalanan, foto oleh penulis |
Semalam
sebenarnya udah persiapan buat bangun pagi, tapi apa daya takdir berkata lagi.
Syukur digedorin Topan yang pagi tadi datang menjemput duo hijabers (makasih
lho pan wkwkwk). Walau udah digedorin Topan, tetapi karena belum mandi dan
melakukan ritual-ritual kewanitaan lainnya, akhirnya saya ketinggalan bis
gratis. Saya disaranin sama katrin dan nonny buat nyusul naik motor. Sebenarnya
awalnya malas banget buat nyusul sendirian, tapi karena udah lama gak nyusurin
Bali dan sekitarnya akibat libur berkepanjangan akhirnya saya nyusul juga naik
motor sendirian.
Cuaca
hari ini sangat bersahabat men. Entah karena cuacanya kasihan saya atau gimana,
pokoknya saya merasa perjalanan single saya hari ini menyenangkan. Udara dingin
yang alam sajikan, pemandangan hijau di sepanjang perjalanan yang alam sediakan
menjadikan perjalanan hari ini memberikan pelajaran berharga buat saya. Yupss,
pelajaran untuk lebih banyak bersyukur, untuk menyadari bahwa Tuhan sudah punya
rencana untuk setiap ciptaannya (yaelahhh sok rohani kali pun diriku).
![]() |
Tanaman sayur di Kebun Raya Gianyar, foto oleh penulis |
Setelah
menempuh perjalanan selama kurang lebih 1,5 jam, akhirnya saya tiba di TKP, eh
ternyata gak ada orangnya. Saya pun kembali ke kampung dekat TKP buat bertanya,
tetapi di sana saya malah bertemu sama ketiga teman saya yang juga nyusul di
sebuah warung. Ternyata sodara-sodara, rombongan bis masih di Kantor Desa Kerta
dikarenakan ada diskusi di sana. Karena bosan nunggu, akhirnya kami memesan pop
mie sama ibu pemilik warung. Setelah mienya tersaji di depan kami, muncullah
rombongan bis. Sial kan? Hmmm. Yasudah, akhirnya kami terburu-buru menghabiskan
pop mie tadi (sayang banget gak dihabisin). Kami pun kemudian menyusul
kawan-kawan ke TKP.
![]() |
keadaan kebun raya di Balai pertemuan dan sekitarnya, foto oleh penulis. |
Dan
tarangggg di sana kami disiapkan oleh panitia nasi kotak. Rejeki anak solehah
benar-benar ya? Wkwkwk. Nyampe dan makan. Asyik banget kan? Makanannya enak
pula. Setelah makan siang kami pun berkumpul di balai pertemuan untuk berdiskusi
bersama para dosen, pejabat desa, serta pengurus kebun raya. Karena saya
mengantuk berat, materi yang diberikan pun hanya sedikit yang nyantol. Materi
yang diberikan seputar ekowisata dan dalam sesi diskusi ada penyataan dan
pertanyaan dari mahasiswa yang intinya mengkhawatirkan ekowisata di kebun raya
tersebut akan menjadi mass tourism/wisata masal.
![]() |
Pohon Keladi Raksasa, foto oleh Nonny Sunaryo |
![]() |
Monumen pohon cinta, foto oleh penulis. |
![]() |
Pohon hamil, foto oleh penulis |
sebenarnya masih banyak lagi tanaman bali yang bisa kami lihat, mengingat kebun raya tersebut memiliki lahas seluas kurang lebih sepuluh hektar, namun dikarenakan
oleh waktu yang terbatas, akhirnya petualangan kami berakhir setelah
mengunjungi pohon hamil. Terimakasih prodi s2 kajian pariwisata yang sudah
memfasilitasi perjalanan kami pada hari ini. Sampai bertemu pada
pengabdian-pengabdian berikutnya.
BACA JUGA :
ONE DAY TOUR : ALING-ALING, KROYA, PUCUK, DAN KEMBAR
PESONA MATAHARI TERBENAM DAN CAFE TEPI TEBING DI PANTAI SULUBAN
MELAWAT KE KAMPUNG WAEREBO : MAGNET WISATA DI PULAU BUNGA
BACA JUGA :
ONE DAY TOUR : ALING-ALING, KROYA, PUCUK, DAN KEMBAR
PESONA MATAHARI TERBENAM DAN CAFE TEPI TEBING DI PANTAI SULUBAN
MELAWAT KE KAMPUNG WAEREBO : MAGNET WISATA DI PULAU BUNGA
0 comments